Feature : Terus Tegar dan Berjuang Mewujudkan Rumah Impian
Membangun rumah
merupakan impian bagi setiap orang. Banyak orang menginginkan rumah yang
bertingkat, mewah, megah, memiliki halaman yang luas dan lain sebagainya. Namun
tidak bagi Maulana, seorang ustadz, yang kesehariannya menjahit di pagi hari,
lalu mengajarkan agama di sore dan malam hari. Bahkan terkadang ia beralih
menjadi driver ojek online ketika tidak ada pesanan dalam kegiatan menjahitnya.
Baginya, selama rumah bisa digunakan untuk beribadah, dekat dengan orang tua
dan bisa digunakan sebagai tempat untuk kumpul keluarga, maka rumah itu sudah
bisa menjadi surga bagi penghuninya.
Sampai hari ini
rumah impian Maulana masih dalam tahap proses pembangunan. Ia mulai membangun
rumahnya sejak ketika dia telah menikah (2017). Ayah dengan satu anak ini memilih
untuk melakukan pembangunan rumahnya sendiri tanpa membayar satu tukangpun.
Dengan dibantu bapaknya dan tutorial pembangunan rumah di Youtube, ia membangun
rumah impiannya yang sengaja ia tempelkan dengan rumah orang tua agar juga
dapat selalu menjaga orang tuanya.
Menjaga dan
berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban bagi anak, begitu kata sang pria
berumur 32 tahun itu ketika ditanya oleh penulis. Selain itu, dia juga merasa
ada tanggung jawab yang ia miliki sebagai ustadz, yakni menyampaikan ilmu agama
dan menjaga musholla agar selalu dalam keadaan terawat. Maulana khawatir bila ia
memilih mengontrak atau membangun rumah di tempat lain, maka tidak ada lagi
yang merawat mushola seperti ia biasanya.
Maulana percaya
bahwa setiap proses yang dia jalani saat ini pasti akan memberi manfaat.
Termasuk dalam hal membangun rumah, dia memang bukan berlatarbelakang sorang mahasiswa,
jurusan teknik sipil, pembangunan atau macam lainnya, dia hanyalah seorang
lulusan SMA. Tapi dia percaya ilmu ini sangat dapat dipelajari. Dia juga
percaya bahwa ilmu yang sedang ia pelajari secara praktek ini akan sangat
bermanfaat bagi dia, keluarga, dan masyarakat di masa mendatang.
Dalam proses
pembangunan, segala sesuatu tidak selalu berjalan dengan lancar. Terkadang
badai datang menggoyahkan tekad dalam membangun rumah impan. Sebagai contoh, ia
harus mengumpulkan modal terlebih dahulu di dalam proses pembangunan secara
bertahap ini. Modal terkumpul, ia belikan bahan, lalu ia baru dapat melanjutkan
proses pembangunan. Baru-baru ini, ia berencana bahwa setelah hari raya Idul
Adha ini ia ingin melanjutkan proses pembangunan. Namun karena ada keperluan
mendesak yang datang secara tiba-tiba, maka ia harus mengurungkan niatnya.
Maulana harus mengumpulkan modal
kembali, agar dapat dibelikan bahan yang digunakan untuk melanjutkan
pembangunan rumahnya.
Kendati demikian,
Maulana menikmati proses belajar yang ia jalani. Ia yakin bahwa rumah yang ia
bangun akan menjadi surga yang indah dimana ia akan tinggal, tempat dimana bisa
membuat ia dekat dengan orang tuanya, tempat dimana membuat dia tetap bisa
mencari penghidupan sambil menjalankan tugas menyampaikan ilmu agama sebagai
ustadz.
Sampai detik ini,
Maulana masih berjuang untuk menyelesaikan proyek rumah impian pertamanya.
Meskipun badai seringkali datang menggoyahkan niatnya, dia yakin akan selalu
ada jalan baginya untuk segera dapat menyelesaikan proyek tersebut. Baginya,
rumah tidak harus menjadi tempat yang mewah dan megah. Rumah merupakan tempat
hunian dimana ia bisa melaksanakan urusan ibadah kepada Tuhannya, dan menjaga hubungan
baik bersama keluarganya. Mari kita bantu beri semangat dan doa agar Maulana
berhasil menyelesaikan rumpah impian pertamanya. Kamu juga harus berjuang dan
berdoa ya untuk meraih dan mewujudkan rumah impian kamu. Terima kasih.
Komentar
Posting Komentar